Iklan

Redaksi Netizen
Jumat 11 2022, November 11, 2022 WIB
Last Updated 2022-11-11T12:44:32Z
BeritaBPBD BulelengBulelengDLH BulelengKecamatan SukasadaPol PP BulelengRAPI Buleleng

Akibat Proyek Shortcut, Lahan milik warga Sekitar Kehilangan 1 hektar

Advertisement

 

KABARNETIZEN |Tak bisa dipungkiri lagi pembangunan Mega proyek Shortcut yang berada di Desa GitGit, Kecamatan Sukasada, Buleleng  adalah proyek nasional  bertujuan untuk mempermudah akses jalur Denpasar Singaraja via jalur Bedugul. Sayangnya Mega proyek tersebut belakangan menuai persoalan, khususnya lahan pertanian milik warga yg berdampingan dengan proyek mulai terkikis. Tekikisnya lahan milik warga dikarenakan beberapa faktor, seperti saluran gorong gorong jembatan berukuran terlalu kecil sehingga aliran air ketika musim hujan membias ke lahan milik warga.

Keluhan warga akibat kehilangan lahan tersebut akhirnya disampaikan kepada perbekel dan BPBD Buleleng agar segera ditindak lanjuti

Menindak lanjuti surat dari Perbekel Desa Gitgit nomor: 369/847/XI/2022 terkait mitigasi bencana, Badan   Bencana Daerah Kabupaten Buleleng melalui Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Gede Rejasa, Penata Penanggulangan Bencana Ahli Muda Ketut Yudistira, Analis Bencana Ari Sagita, dan Staf TRC melaksanakan mitigasi tempat rawan bencana Kamis (10/11)

Giat mitigasi  juga dihadiri Camat Sukasada, Bws 4 orang dan Pol PP Kecamatan Sukasada, Relawan Destana Desa Gitgit, Perwakilan warga yang terdampak.

Perbekel Desa Gitgit, I Putu Arcana  menyampaikan perlu adanya pemetaan ulang untuk kedepannya karena  dari pembangunan shortcut ini telah menyebabkan kerugian yang dialami oleh warga masyarakat sekitar, dimana kalau diakumulasikan mencapai 1 hektar.

Dalam kesempatan yang sama Camat Sukasada menyampaikan air dengan debit yang besar datang dari arah timur, dan perlu diarahkan ke arah lembah sehingga tidak harus membuat jalur air yang baru. Selain itu juga perlu adanya aksi nyata untuk antisipasi kejadian bencana menggunakan alat berat.

Apabila terjadi hujan lebih dari 1 jam di prioritaskan untuk melakukan evakuasi kepada warga yang berada di jalur rawan bencana longsor.

Perwakilan warga terdampak mengharapkan adanya kejelasan realisasi ganti rugi sesuai dengan perjanjian yang sudah disepakati.

Saat pantauan langsung ke lokasi rawan banjir bandang terutama di saluran 3, ditemukan bahwa gorong-gorong pada jembatan tersebut terlalu kecil, dimana diperkirakan hanya berukuran 1x1 meter sehingga tidak mampu untuk menyalurkan air dengan debit besar. Selain itu juga ditemukan retakan retakan pada jembatan tersebut. Potensi abrasi masih sangat tinggi mengingat musim hujan masih berlangsung.(Red)