Advertisement
KABARNETIZEN | Keterbatasan fisik tak membuat orang hanya pasrah dengan takdirnya. Justru menjadi motivasi untuk merubah keadaan yang lebih menjanjikan. Seperti dialami sejumlah
Penyandang disabilitas yang tergabung dalam Yayasan Kaki Kita Sukasada (YKKS) mengubah sampah plastik menjadi kacamata. Ide kreatif ini di dapat lantaran sampah plastic masih banyak ditemui di lingkungan sekitar. Sampah plastik jika dimanfaatkan dengan baik akan bisa bernilai jual.
Selain itu, pembuatan kaca mata ini sebagai bentuk program YKKS untuk penggalangan dana 1000 kacamata untuk asrama disabilitas. Langkah inovasi dari penyandang disabilitas ini dengan menyulap sampah anorganik menjadi kaca mata fashion dengan berbagai motif dan bentuk.
Kacamata sebelum diproduksi masuk dalam beberapa tahap, diantaranya pemilahan, dicuci sebelum masuk tahap pencacahan, lalu dilelehkan dan di press dalam bentuk papan untuk kemudian dibentuk menjadi gagang kacamata sesuai pesanan.
Kacamata unik berbahan dasar tutup botol, plastik oli, dan beberapa sampah plastik lainnya. Bahan baku pun didapat dari masyarakat yang menyumbangkan maupun kita beli dari pemulung.
“Dalam produksi kita libatkan lima 10 orang, tiga diantaranya penyandang difabel. Bahkan satu orang bisa menyelesaikan lima picis kacamata per hari,” kata Ketua Tim Produksi Kacamata Yayasan Kaki Kita Sukasada, Paskalis Tambe
Tak tanggung-tanggung, karya tangan terampil para penyandang disabilitas iini peminatnya rata-rata dari mancanegara. Kacamata ini selain digunakan sebagai penunjang fashion penampilan, pengenaan kacamata juga sebagai sarana edukasi pemanfaatan limbah plastik. Satu buah kacamata dengan motif berbeda itu dijual ke pasaran mulai harga Rp. 250 ribu.
“Kista pasarkan melalui platform digital seperti sosial media, marketplace termasuk mengandalkan pemasaran secara offline” imbuhnya
Sementara itu, ketua program 1000 kacamatan untuk asrama disabilitas, gede sudiasa mengatakan, selain memotori pemberdayaan bagi penyandang disabilitas, pembuatan kacamata dari bahan baku plastik juga untuk menghimpun dana program pembuatan asrama.
Keinginan membuat wadah pemberdayaan penyandang disabilitas coba diwujudkan melalui gerakan mandiri hasil dari penjualan produk yang dihasilkan.
Sebagai upaya untuk mengkampanyekan gerakan sosial dan lingkungan, Yayasan Kaki Kita Sukasada juga akan menjalin sinergi dengan sejumlah pihak baik unsur akademik, relawan, pemerintah maupun swasta.
“Kita sepakat untuk bangkit bersama untuk mewujudkan asrama. Hasil dari penjualan ini akan kita manfaatkan. Nantinya asrama itu digunakan untuk pemberdayaan penyandang difabel sekaligus untuk mengasah skill,” kata Sudiasa (Ediy)