Advertisement
KABARNETIZEN | Buleleng - Kinerja penyidik Polres Buleleng, Bali, kembali disoroti dan dipertanyakan masyarakat pasalnya .kasus vandalisme di desa Sudaji tidak jelas penanganannya dan terkesan pembiaran.
Untuk membuktikan kinerja polres Buleleng puluhan masyarakat Desa Sudaji, Kecamatan Sawan, ramai-ramai datang ke Kota Singaraja dan mengepung Mapolres Buleleng yang berlokasi di Jalan Pramuka No 1 Singaraja, Selasa (31/1/2023) pagi sekitar pukul 09.30 wita.
Massa yang dikoordinir Gede Eka Rediastina itu mempertanyakan penanganan kasus vandalisme di Desa Sudaji yang tidak jelas bahkan terkesan di-peti-eskan penyidik Polres Buleleng.
Masyarakat berharap adanya titik terang, pelaku bisa segera ditangkap dan mempertanggungjawabkan perbuatannya. Aksi vandalism itu terjadi di area pura yang terletak di Desa Sudaji.
Selain itu mereka menuntut penanganan yang jelas adanya dugaan korupsi dana Bantuan Keuangan Khusus (BKK) subak di desa adat mereka.
Massa yang geruduk Mapolres Buleleng itu membawa sejumlah spanduk yang mengecam aksi vandalisme serta menuntut polisi agar segera menangkap pelaku yang masih leluasa berkeliaran di desa itu seolah kebal hukum.
Koordinator aksi masyarakat Desa Sudaji, Gede Eka Rediastina, menyatakan bahwa pihaknya beramai-ramai mendatangi Polres Buleleng untuk mengurai benang kusut terkait kasus vandalisme yang terjadi di pura yang ada di desanya.
“Kita mendatangi Kapolres Buleleng untuk menyampaikan aspirasi selaku masyarakat sekaligus menuntut keadilan terkait kasus vandalisme yang terjadi pada tanggal 10 Oktober 2022,” tutur Eka.
Massa melalui Eka mendesak Polres Buleleng agar segera memberikan kejelasan terkait kasus vandalisme yang terjadi di Desa Sudaji mengingat kasus ini telah berjalan selama 3 bulan.
Kata Eka, keinginan masyarakat Sudaji itu sederhana, yakni meminta agar Polres Buleleng bisa segera mengusut kasus ini secara tuntas dan menangkap pelaku yang melakukan aksi vandalisme tersebut.
Pasalnya, kusutnya kasus vandalisme ini menurut Eka membuat warga Desa Sudaji merasa resah. Bahkan Eka menyindir Polres Buleleng dengan menyatakan bahwa teroris yang tidak ada jejaknya saja bisa ditangkap, sedangkan kasus ini pelakunya jelas kenapa polisi sulit menangkap pelakunya.
“Itu teroris yang tak ada jejaknya sama sekali pun bisa ditangkap, kenapa (kasus) ini belum bisa diungkap meskipun sudah ada bukti lewat cctv,” sindir Eka.
Bagaimana komentar polisi? Kabag Ops Polres Buleleng, Kompol Gusti Alit Putra, menyatakan bahwa pihaknya telah mengusut kasus ini. Menurutnya, kusutnya kasus vandalisme ini disebabkan karena sulitnya saksi dan kualitas rekaman cctv yang buruk.
“Kasus ini dalam proses dan sudah ditindaklanjuti. Kendala paling berat bagi pihak kepolisian adalah saksi. Sedangkan cctv sebagai salah satu bukti memiliki kualitas rekaman yang tidak maksimal dan membuat orang yang terekam tidak terlihat dengan jelas,” jelas Kompol Alit.
Dia menuturkan, pihaknya akan menyerahkan rekaman cctv untuk diperiksa di Polda Bali atau Mabes Polri dan berharap pihak pelapor bisa memberikan saksi-saksi yang terkait dengan kejadian tersebut. ( Yasin)