Advertisement
SINGARAJA, KABAR NETIZENS com
Mass Rapid Transit (MRT) adalah salah satu Mega proyek masa depan Bali diusulkan I Nyoman Giri Prasta agar sampai ke Kabupaten Buleleng. , ini akan membantu perekonomian di Bali utara, serta memecah kepadatan di Bali selatan.
Penegasan itu disampaikan Giri Prasta saat mengunjungi Desa Tinga-Tinga, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng pada Jumat (6/9/2024) siang. Katanya, pembangunan MRT juga untuk menjaga keasrian dan keindahan di Bali. Sehingga modernisasi dibawa ke bawah.
Jika proyek ini selesai hingga fase 2 atau fase 4, Bupati Badung ini menginginkan agar MRT terhubung sampai ke Kabupaten Buleleng, dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.
Bahkan katanya, pembangunan MRT dari Kabupaten Badung yang melewati terowongan bawah tanah, kalau bisa melewati lembah dan bukit di Bali utara, sehingga aksesibilitas terhubung.
Dengan membangun tiang-tiang pancang di lembah-lembah baik menuju maupun di Buleleng.
”Sampai fase 2 tahun 2031 clear, akan kami tambah ke Bali utara. Kami garansi, kalau ada hal tidak mungkin terjadi, kami cover pakai APBD Badung jaga aksesibilitas ini tetap terbangun,” ujarnya kepada Radar Bali.
Menurutnya, jika proyek ini berjalan lancar maka akan membuat jarak tempuh dari Bali utara ke selatan akan makin pendek. Jika menggunakan kendaraan pribadi mencapai 2,5 jam, maka menggunakan MRT bisa ditempuh dengan waktu 25-30 menit.
Dengan ini juga, tentu membuat perputaran ekonomi di Buleleng menjad lebih sering terjadi. Bahkan masyarakat Buleleng yang bekerja di Kabupaten Badung dan Denpasar juga Gianyar, mereka bisa pulang pergi setiap harinya.
”Dengan subway, pekerja dari Buleleng bisa pulang-pergi. Ini memungkinkan sekali. Karena masalah tidak bisa diselesaikan sendiri, tapi semua masalah ada solusinya,” lanjut calon wakil gubernur Bali dari PDIP itu.
Bersamaan dengan itu, Giri Prasta juga menjanjikan penguatan desa adat di Buleleng dengan cara mengucurkan hibah minimal Rp 300 miliar.
Mengapa ini dilakukan? Katanya, penguatan desa adat sangat penting. Buleleng harus memiliki Taman Gumi Banten termasuk di tiap kecamatan harus ada Taman Canang Sari.
”Karena kekuatan upacara dan upakara harus berdikari. Jangan sampai kebutuhan itu bergantung pada provinsi lain,” tegasnya.
Hibah Rp 300 miliar, baik melalui dana BKK maupun hibah, karena Buleleng disebut sebagai daerah penyangga dan konservasi. Dana tersebut bisa digunakan juga untuk pengembangan desa wisata.
Tiap desa, katanya, akan menjadi home base untuk pariwisata dalam bentuk agrowisata, ekowisata, health wisata, dan culture wisata.
”Next, 10-15 tahun sampai 100 tahun nanti, pariwisata akan beralih kembali ke wisata alam,” pungkasnya.
Kembali ditegaskan, Bali merupakan jendela dunia sehingga mulai saat ini terus diperhitungkan untuk generasi penerus (tim_netizens)