Iklan

Zainuddin Yasin
Sabtu 19 2025, April 19, 2025 WIB
Last Updated 2025-04-20T20:39:25Z
BeritaPendidikanUndiksha

Akademisi FIP Undiksha Rancang Strategi, Bantu Ratusan Siswa SMP di Buleleng Lancar Membaca

Advertisement



SINGARAJA, KABARNETIZENS.COM

Ratusan siswa tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Buleleng, Bali, tidak lancar membaca, menulis, dan menghitung. Berdasarkan data yang dihimpun dari Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP Buleleng, terdapat sekitar 400-an siswa yang berasal dari 60 SMP yang kesulitan membaca.





Fenomena tersebut mendapat perhatian dari para akademisi di Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja. Fakultas tertua di Undiksha itu telah membentuk Tim Pendamping Intervensi Klinis yang terdiri dari dosen dan mahasiswa. 





Dekan FIP Undiksha, I Wayan Widiana, mengatakan bahwa kemampuan Baca, Tulis, dan Hitung (Calistung) sangat penting dalam proses peningkatan kompetensi siswa saat menempuh pendidikan formal selanjutnya. lebih dari itu, Calistung juga menjadi modal utama dalam pengembangan berbahasa, komunikasi, dan pemecahan masalah.





“Kami (FIP Undiksha) merasa terpanggil untuk berkontribusi atas permasalahan siswa yang masih banyak kesulitan membaca. Apalagi ini dialami oleh siswa SMP, ini masalah serius,” kata Widiana saat dikonfirmasi via pesan singkat WhatsApp, Jumat (18/4/2025).





Widiana mengungkapkan, atas seijin Rektor Undiskha, FIP Undiksha sudah membentuk pendamping intervensi klinis yang terdiri dari tim ahli dan tim lapangan. Tim ini akan menyasar seluruh SMP yang ada dibuleleng yang terdapat siswa yang masih belum lancar calistung. 




Tim ini akan mengajak seluruh dosen dan ratusan mahasiswa untuk terjun langsung kelapangan. Setidaknya satu sekolah ada satu tim kecil yang terdiri dari 1 orang dosen dan 4-7 orang mahasiswa. 





Mereka akan terjun ke sekolah-sekolah untuk melakukan pendampingan. Dengan harapan, terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam membaca, menulis, dan berhitung dalam waktu cepat. Target nya 4-8 bulan program ini sudah selesai sesuai dengan kondisi siswa. 





“Kita akan menerapkan model Intervensi Klinik yang dibagi menjadi 3 dimensi, yakni dimensi persiapan, dimensi treatment, dan dimensi pencegahan. Untuk teknisnya kami akan berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah,” jelasnya menambahkan (TIM)